1. Fungsi Oli secara umum
- Pendingin (cooling), membuang panas dari
piston, liner, dll.
- Pelumas
(lubrication), mengurangi gesekan (anti wear).
- Pencegah korosi (anti corrosion), melindungi pengaruh senyawa
sulfur dan oksidasi.
- Penyekat
gas (gas sealing), mencegah kebocoran gas antara liner dan piston.
- Pembersih (cleaning), membersihkan carbon dan lumpur.
- Pemindah tenaga
- Sebagai bantalan (oil film)
2. Jenis Oli
- Hydraulic Oil
- Engine Oil
- Gear
Oil
- Automatic Transmission Fluid Oil
- Brake
Oil
3. Klasifikasi Oli
- Engine
Oil : CA, CB, CC, CD, CE, CF /
0API SAE 10 ~ 50
- Hydraulic
Oil : ISO VG
~ 32 s/d ISO VG ~ 1500.
- Gear
Oil : AGMA, GL-1 s/d GL-8A (SAE
60 ~ 250).
4. Standar kekentalan Hydraulic Oil
ISO - VG (International Society of
Organization - Viscosity Grade)
5. Standar kekentalan Engine Oil
SAE (Society of Automatic Engineering)
Viskositas dan kualitas oli engine diklasifikasikan dengan standard
SAE (The Society of Automotive Engineers).
Viscosity Classification
Klasifikasi seperti terlihat dalam table diatas. Huruf “W” artinya
“Winter” yang memastikan oil pada temperature rendah, mudah mengalir. Sebagai
contoh, dalam Multigrade SAE 15W-40, oil ini mempunyai mempunyai kemampuan
pelumasan yang baik sampai 15oC, dan memiliki viskositas sama
seperti oli SAE 40 pada temperatu 100oC.
Categoration by quality
Oli diklasifikasikan kedalam C Series
(klas CA sampai CE) untuk engine diesel, dan S series (klas SA sampai SG) untuk
engine gasolin. Oli engine klas CD telah melewati test charger (pembebanan)
pada engine diesel turbocharger silinder tunggal. Uji engine ini ialah untuk
mengevaluasi kemampuan pencegahan terhadap melekatnya (stuck) ring piston.
Oli klas CE dan CE belakangan ini mulai
banyak terlihat dipasaran dan sudah digunakan. Oli CE class telah diuji pada
engine Cummins dan truck Mack disamping klas CD.
6. Multi Grade Oil
Oli multigrade dibuat dari low-viscosity base oil dan viscosity
index dinaikan, dan mudah mengalir pada temperatur rendah dan viskositasnya
lebih tinggi pada temperatur tinggi. Sebagai contoh SAE 10W/30 dan SAE 15W/40. Jika oli multigrade digunakan pada engine,
mempunyai kelebihan sebagai berikut:
1. Dibandingkan
dengan oli viskositas rendah seperti oli SAE10W, oil film pada multigrade oil
lebih kental dan tidak ada penurunan ketahanan engine meskipun pada temperatur
tinggi. Sehingga hasilnya oli memberikan suatu rentang temperatur penggunaan
yang luas dan dapat digunakan sepanjang tahun.
2. Viskositas
stabil meskipun ada perubahan temperatur. Kemampuan start dari oli multigrade
lebih baik dari pada oli single grade yang berviskositas tinggi seperti oli
SAE30 atau SAE40, dan juga memberikan penghematan konsumsi fuel.
3. Konsumsi
oli lebih rendah dibandingkan dengan oli single grade yang berviskositas tinggi
seperti SAE30 atau SAE40.
Sehingga kesimpulannnya multigrade oil
adalah oli yang mempunyai sifat kekentalan dapat menyesuaikan dengan perubahan
temperature.
Contoh.
SAE 10W - 30.
Artinya : Untuk ambient temperatur 20oC, oli tersebut
mempunyai kekentalan SAE 10W, tapi pada temp. 100oC, oli tersebut
akan mempunyai kekentalan SAE 30.
7. Pengertian Kontaminasi
Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari luar system.
8. Pengertian Deteriorasi
Peristiwa rusaknya oli karena
pengaruh dari dalam system
9. Penyebab Kontaminasi pada oil
- Debu
dan kotoran
- Penambahan dengan oli yang berbeda
- Air
- Zat kimia
10. Penyebab Deteriorasi pada oil
- Karena proses pembakaran (oxidation)
- Beroperasi pada tempat tinggi
- Reaksi kimia cepat.
- Kenaikan viskositas
- Banyak sludge (endapan) yang terjadi, dsb
11. Aplikasi Oli
Contoh : Engine Oil
Ambient Temp. -10oC s/d 10oC Gunakan SAE 10 W
Ambient
Temp 0 s/d 30oC Gunakan SAE 30
Apabila memakai Multi Grade Oil, dari kedua contoh ambient temperatur
tersebut, maka harus memakai Oli SAE 10W-30. Untuk lebih detail : baca OMM
(Operation and Maintenance Manual).
12. Pengertian Oksidasi
Proses kimia yang terjadi pada oli
yang berhubungan langsung dengan udara luar pada temperature + 50oC.
- Oli
(CH) + O2 g CO2 + H20
13. Pengertian Demulsibility
Kernampuan oli untuk memisahkan diri terhadap air
14. Arti Viscosity Index (VI)
Suatu angka yang menunjukkan ketahanan kestabilan
oli terhadap perubahan temperature. Angka Viscositas Index ini bervariasi sebagai berikut:
Viscositas Index
V I = 1 ~ 29 Rendah
V I = 30 ~
79 Sedang
V I = 80 ~
100 Tinggi
V I = 100 ~ up Sangat
baik.
Disarankan : Untuk Standard
Industri angka VI berkisar antara 90 ~ 100
15. Mengapa Oli harus diganti
Oli setelah dipakai akan
mengalami kerusakan (perubahan kekentalan) akibat adanya:
- Oxidasi (tidak dapat dihindari)
- TimbuInya Kontaminasi & Deteriorasi
- TBN turun.
16. Penanganan Oli
Cara Penyimpanan Oli harus
terlindung / tertutup terhadap sinar matahari dan hujan.
Cara Pengisian :
- jangan membiarkan
pipa isap pump (oil pump) menyentuh dasar drum pada saat mengisi dan pipa
outlet harus betul betul bersih.
- Pipa
& pompa oli harus selalu bersih (kalau bisa jangan di campur dengan pompa
solar).
17. Pengertian Additive
Zat campuran yang ditambahkan pada Base Oil untuk
mempertinggi ketahanan & kemampuan oli.
Engine Oil : Detergents, Dispersants, ZnDTP, Viscosity Index Improver
Gear Oil :
Extreme Pressure additive (EP agent)
Hydraulic Oil : Oxidation inhibitors, Rust
inhibitors, dan EP inhibitors
18. Fungsi Additive
- Detergent : Calcium sulphonanate, Magnesium
Sulphonate, Calcium phenate, Magnesium phenate,
Sejenis sabun, additive ini membersihkan dan melarutkan jelaga (soot), pernis
(lacquer), dan partikel-partikel keausan pada temperatur tinggi. Sehingga
additive mencegah ring piston melekat.
- Acid
neutralization : Calcium sulphonanate, Magnesium Sulphonate, Calcium phenate,
Magnesium phenate,
Asam sulfat dan asam organik yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan
bakar atau oksidasi oli, menyebabkan metal korosi. Sifat alkali dari additive ini dapat me-netralkan
asam dan mencegah korosi
- Oxidization
inhibitor
Oksidasi oli menghasilkan lumpur (sludge)
dankemudian menyebabkan kenaikan viscocity. Additive ini menguraikan
oksida-oksida dan mencegah oksidasi
oli.. Selanjutnya, menahan timbulnya resin, varnish, dan lumpur.
- Antiwear
Sulphur, phosphorus, dan zink, yang terkandung dalam
ZnDTP , mencegah kerusakan dan keausan logam metal.
- Dispersant
Additive ini memiliki kesamaan struktur kimia
dengan deterjen dirumah tangga. Ini dapat melarutkan lumpur didalam oli pada
temperatur rendah.
- Viscocity
Index Improver : OCP ( Olefin Copolymer )
OCP menaikan viscosity pada temperatur
tinggi. OCP juga mencegah kerusakan metal engine dan mengurangi konsumsi oli.
- Silicon oil: Antifoam agent
Adanya busa pada oli mengakibatkan
cavitation dan kerusakan pada oil film. Sejumlah kecil silicon dapat memecah
gelembung dan busa.
- Extreme pressure additive (EP agent)
Gabungan fosfor dan sulfur biasanya digunakan pada gear oil sebagai
extreme pressure additive. ZnDTP yang digunakan pada oli engine juga merupakan
additive extreme pressure. Dibawah kondisi beban gesek berat, EP agents
mengurai pada permukaan metal dan membentuk besi sulfida dan besi posfat. Kedua
produk senyawa tadi mengurangi gesekan dan mencegah kerusakan.
19. Arti & Tujuan Total Base Number (TBN)
Nilai TBN menunjukan sifat alkali (banyaknya unsur kandungan Basa) dari additive didalam oli.
Angka TBN menyatakan jumlah basa yang diperlukan untuk menetralisir acid yang
dimasukan dalam 1 gram oli, dan meng-konversikannya ke mg potassium hydroxide
(KOH). Nilai ini dinyatakan dalam satuan mg.KOH/g. Nilai untuk oli baru pada
umumnya adalah 6.0-13.0 mg.KOH/g. Bila angka TBN menjadi dibawah 2.0 kinerja
penetral asam dari oli hilang dan dengan cepat meningkatkan korosif dan terjadi
keausan. Metode
pengukuran Total Base Number ada dua metode: Metode hydrochloric acid (ASTM D664)
dan metode perchloric acid (ASTM D2896). Karena metode perchloric acid memperhitungkan
basa yang lemah, maka nilai TBN yang diperoleh lebih tinggi. Oleh karena itu,
perlu ditetapkan metode perhitungan mana yang digunakan. Jika nilai TAN melewati batas, oli engine jangan
digunakan meskipun sisa nilai TBN masih tinggi.
Sulfur yang terkandung didalam fuel
pada proses pembakaran akan teroksidasi (bereaksi dengan oxygen O2) dan
membentuk gas SO2 (sulfur dioxide), dan sebagian akan berubah menjadi SO3
(sulfur trioxide) jika temperatur pembakaran drop secara cepat ketika langkah
expansion (power). Selanjutnya gas SO3 akan bereaksi
dengan embun H2O yang dihasilkan pembakaran dan membentuk asam sulfat (H2SO4)
yang sangak korosif.
S
+ O2 g SO2 (gas) (1)
2SO2 + O2 g 2SO3 (gas) (2)
SO3 + H2O(embun) g H2SO4(cair) (3)
Asam sulfat yang dihasilkan bisa
terbentuk didalam ruang pembakaran dan/atau diluar ruang bakar. Kalau proses
(2) dan (3) berlangsung didalam crankcase, karena selama engine beroperasi
selalu terjadi blow-by (kebocoran gas hasil pembakaran lewat piston ring), asam
sulfat yang terbentuk akan mencemari oil. Akibatnya nilai TBN turun dan fungsi oli tidak
sempurna.
20. Pengertian Synthetic Oil
Oli yang menggunakan base oil bukan dari Cruide
oil, minyak nabati / hewani, tapi dibuat khusus secara kimiawi, sehingga
mempunyai ketahanan & kemampuan yang lebih baik.
Contoh:
TOP ONE, POWER UP, OMEGA, dll
21. Fungsi
Grease secara umum
- Grease
tidak mudah mengalir dari dalam bearing, sehingga dapat melumasi untuk waktu
yang lebih lama, tanpa menambahkan grease (sebagai pelumas padat)
- Grease
juga bekerja seperti seal dan dapat mencegah kotoran atau air masuk ke dalam
bagian yang dilumasi.
- Mempunyai
kemampuan melumasi yang baik pada berbagai tempat, misalnya low speed rotating
parts, bagian yang menerima beban berat, high temperature, beban kejut dan
bagian yang saling bergesekan.
- Melumasi
bagian yang tidak dioperasikan untuk jangka waktu yang lama tanpa adanya oil
film, sehingga mencegah terjadinya karat atau korosi. (sebagai pelindung karat)
22. Syarat
penggunaan Air Radiator
- Mengandung
tingkat pencemaran / kotoran yang rendah.
- Air tawar tidak mengandung garam.
- Air dengan tingkat kekerasan yang rendah.
Dengan
kata lain, air yang digunakan harus memenuhi standard kualitas:
City water (air ledeng)
Air suling
Air yang telah diolah dengan alat pelunak
air (water treatment) atau alat pembersih (purifying).
Standard kwalitar City Water
• Nilai pH : 6.8 - 7.5
• Total hardness (CaO) : Max. 5 Ppm
• Mengandung
ion sulfate (SO42-) : Max. 5 Ppm
• Mengandung ion chlorida (Cl-) : Max. 5 Ppm
Note:
1 Ppm, sama dengan 1 gram material yang terkandung dalam 1 m3
fluid. Kekerasan air (Hardness) misalkan 8, artinya 8 gram CaO (lime)
terkandung dalam 1 m3 (1.000.000 ml) air. Ppm singkatan dari part
per million)
23. Fungsi Anti Freeze
Antifreeze digunakan untuk mencegah kerusakan engine yang disebabkan
karena membekunya air pendingin pada daerah yang bertemperatur dingin (winter).
Air membeku pada 0oC, tetapi jika beberapa additive dilarutkan dalam
air, titik beku (freezing point) akan menjadi lebih rendah. Air lautmengandung
garam, sehingga air laut membeku sekitar –2.5oC. Jika pada air
concentrate garam dinaikan titik beku air akan menjadi rendah lagi. Akan
tetapi,kita tidak dapat melakukan penambahan garam pada sistim pendingin,
karena garam bersifat sangat korosif, yang akan merusak komponen engine.
Oleh sebab itu, pada daerah dingin dimana temperatur udara luar
dibawah 0oC harus ditambahkan ANTIFREEZE untuk mencegah pembekuan.
Perlu diketahui, jika air membeku volumenya akan bertambah 1.1 kali; energy
yang dihasilkan karena pembekuan air didalam saluran pendingin ini akan
memecahkan cyllinder liner, water jacket, radiator bocor dll. yang berhubungan
dengan air pendingin. Temperatur pembekuan berbeda tergantung jumlah
(concentrate) antifreeze yang dicampurkan, juga tergantung jenis antifreeze
& manufacturenya.
24. Pengertian Radiator
Penetran
Suatu zat kimia yang dicampurkan kedalam air radiator untuk mencegah
timbulnya karat pada sistim pendingin. Tapi syarat yang harus diingat adalah :
untuk pencampuran ini harus diketahui dulu berapa pH air yang dipakai dan jenis
dari penetran itu sendiri.
25. Mengapa
Air Radiator harus diganti
Agar tidak terjadi kebuntuan pada cooling system, terutama core
radiator yang disebabkan endapan (sludge) hasil reaksi kimia saat penetralan
sifat keasaman pada air
26. Jenis
Fuel yang digunakan pada Diesel Engine
Light Diesel Oil, ASTM D 975 NO. 2. (ASTM = Association Standard Testing Material)
Jenis fuel ini adalah bahan bakar dengan
rentang titik didih dari 240 sampai 3500C, dan didistilasi setelah kerosene. Dari
semua jenis-jenis bahan bakar, fuel ini mempunyai sifat-sifat yang paling cocok
untuk ignition, combustion, dan viscosity yang diperlukan oleh engine diesel
high-speed yang kecil, sehingga hampir semua engine diesel highspeed, termasuk
engine-engine untuk mesin-mesin konstruksi menggunakannya.
27. Pengaruh
Sulfur pada Fuel thd. Jadwal Pergantian Oli
- Apabila kadar Sulphur berkisar antara 0,5-1%,
maka jadwal pergantian oli adalah setengah dari jadwal regulernya.
- Apabila kadar Sulphur > 1 %, maka jadwal
pergantian oli menjadi seper empat dari jadwal regulerya.
Kandungan sulfur didalam fuel sangat mempengaruhi
keausan engine dan emissi gas. Sulfur teroksidasi (bereaksi dengan oxygen) ketika
terjadi proses pembakaran membentuk sulfur dioksida (SO2), dan sebagian lebih
lanjut teroksidasi menjadi sulfur trioksida (SO3).
Reaksi (1)
S + O2
g SO2
Reaksi (2)
2SO2+ O2 g
2SO3
Reaksi ini dipengaruhi beberapa factor seperti temperatur
pembakaran, temperatur exhaust gas, luas penampang partikel, kelembaban
relatif, dan air-fuel ratio. SO2 berubah ke SO3 didalam ruang bakar engine ketika
temperatur gas turun tiba-tiba pada saat langkah ekspansi. Maka, jika pembakaran
didalam ruang bakar tidak merata (uniform), reaksi ini mudah terjadi. SO3 yang
dihasilkan kemudian bereaksi dengan uap air (H2O) hasil pembakaran dan membentuk
asam sulfat (H2SO4).
Reaksi (3)
SO3 + H2O g
H2SO4
Dan juga, sejumlah kecil SO3 didalam gas pembakaran mempengaruhi
menaikan titik embun (dew point) dari uap air (uap air berkondensasi biarpun
pada temperatur tinggi). Uap air yang berkondensasi tadi akan bereaksi dengan
gas SO3 menjadi H2SO4, dan hasilnya terjadi keausan korosi pada piston dan
liner. Keausan korosi juga terjadi karena adanya soot yang ditimbulkan karena
pembakaran (atom carbon bebas) yang menyerap asam sulfat dan kemudian menempel
pada piston groove atau dinding dalam cylinder liner.
28. Akibat
Fuel campur Kerosene
- Kerosene
mempunyai viscosity rendah, sehinggai tidak dapat melumasi bagian-bagian bergesekan
secara sempurna. Ini berarti bahwa film oil hilang dan terjadi keausan yang
abnormal atau kerusakan.
- Kerosene
memiliki kadar Sulfur yang sangat tinggi, sehingga bisa mempercepat proses
korosi.
- Injeksi fuel pada engine diesel, yang
dikontrol adalah volume fuel. Kerosene mempunyai suatu pembangkit panas yang
besar per satuan beratnya, tetapi berat persatuan volume (specific
gravity/berat jenis) adalah rendah, sehingga sebagai akibatnya, jumlah energy
panas persatuan volume menjadi turun. Sehingga dapat menurunkan output power engine.
29. Penanganan
Fuel
- Penyimpanan
harus terlindung dah panas matahari dan hujan.
- Main tank harus
dilengkapi dengan water drain cock.
- Kalau di
dalam drum, pemasangan pipa isap pompa (saat memompa fuel) haruslah ± 20 cm
dari dasar drum (jangan sampai menyentuh dasar drum).
30. Fungsi Filter
Filter dipasang dalam system untuk
menyaring kotoran, sehingga udara atau oli menjadi bersih dan system dapat
berfungsi dengan baik. Dalam aplikasinya filter dapat dipasang pada sisi inlet
(pump atau turbocharger), sisi outlet pump, atau setelah system untuk menyaring
oli yang kembali (oil return). Ada juga yang digunakan untuk menyaring internal
leakage dari motor.
31. Sebutkan Klasifikasi Filter
Klasifikasinya Menurut standar ISO
- Platted
Paper Element
- Wire
Mesh Filter
- Metal
Edge Filter
Menurut Standar SAE:
- Strainer
- Screen
- Filter;
fine filter & Coarse filter
32. Pengertian Filtering Area
Luas bidang penyaringan sebuah filter saat
elementnya dibentangkan.
33. Arti Mesh dan Micron
Mesh
: Jumlah lubang pori pori setiap
perluasan 1 inchi persegi, semakin besar angka mesh berarti tingkat kerapatan
pori pori semakin besar. Istilah Mesh biasanya digunakan pada Screen atau
Strainer.
Mikron :
Besarnya diameter pori pori
element sebuah filter. 1 Mikron = 0.001 mm, dan biasanya digunakan pada Fine
Filter.
34. Model Filter
Cartridge
: Element dengan housing dibuat menjadi
satu kesatuan (ass’y), sehingga lebih praktis dalam pemasangan dan memudahkan
penggantian, tetapi hanya dapat digunakan untuk low pressure system, karena
housingnya terbuat dari plat tipis.
Element : Element
dibuat terpisah dengan housing, dan penggantian hanya dilakukan pada
elementnya. Type element yang digunakan untuk system fluida (Transmission &
hydraulic) lebih mampu digunakan pada pressure yang lebih tinggi, karena
housingnya tebal.
35. Jenis-jenis
Air cleaner
Wet Type : Karena
konstruksi air cleanernya yang didalam housing, udara masuk akan naik terlebih
dahulu kemudian turun, sehingga debu kasar atau kotoran yang relative lebih
berat dari udara yang masuk, akan jatuh ke oil case. Disamping itu, partikel
oil juga ikut terhisap dan membasahi element, sehingga debu dapat lengket dan
menempel, dan udara yang menuju intake manifold lebih bersih.
Dry Type : Terdapat precleaner yang digunakan untuk
membuang kotoran atau debu yang lebih besar, sedangkan didalam housing terdapat
dry paper element untuk menyaring kandungan debu yang lebih halus saat udara melalui
sekeliling bidang penyaringan dan masuk ke dalam element.
36. Penanganan Filter
- Tidak
boleh disimpan pada daerah yang lembab
- Tidak
boleh penyok dan jatuh
- Harus
terbungkus rapi (jangan terbuka packingan-nya)
37. Mengapa Air Filter harus diganti
- Karena Air cleaner akan menjadi buntu, dan setelah dilakukan
pembersihan (penyemprotan) maksimal 5 kali, element Air Cleaner kemungkinan
telah membesar pori –porinya, sehingga debu dapat masuk ke dalam Intake System
Engine dan dapat menyebabkan kerusakan pada liner dan ing piston.
38. Fungsi Water Separator
- Water separator dipasang pada sisi output Fuel tank, fuel yang
masuk kedalam water separator akan dipaksa berputar dan menimbulkan gaya
centrifugal karena konstruksi dan posisi inlet portnya tidak menuju titik
pusat, sehingga air yang berat jenisnya lebih berat dari fuel akan terpisah dan
terlempar ke dinding water separator kemudian jatuh mengendap dibagian bawah,
sedangkan fuel akan mengalir melalui port outlet menuju Priming/Feed pump.
39. Fungsi Dust Indicator
- Dust indicator dipasang pada tempat yang mudah terlihat diantara
Air cleaner dan Intake manifold, sehingga saat terjadi kebuntuan pada Air cleaner,
dan negatif pressure atau kevakumannya melebihi yang level sudah ditentukan
(specified level), piston berwarna merah akan dihisap turun, sebagai tanda
untuk operator bahwa Air Cleaner telah buntu. Piston merah mempunyai notch
(lock), sehingga meskipun engine dimatikan, piston tidak kembali dan operator
masih dapat melakukan pengecheckan.
Terdapat dua buah type dust indicator dengan setting negative
pressure : 635 mmH2O dan 760 mmH2O.
40. Fungsi Corrossion Resistor
Corrosion resistor dipasang pada sistim
pendingin engine, dengan tujuan supaya “cooling effect” dari sistim pendingin
menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan ketahanan dan memperpanjang
umur engine, liner, dan pendinginan oli pelumas. Juga untuk mencegah terjadinya
problem pitting yang disebabkan karena terjadinya cavitation.
Inhibitor
dalam corrosion resistor
Suatu zat kimia padat berwarna putih yang
dapat larut dalam air untuk membentuk lapisan film pada permukaan luar silinder
liner, sehingga membuat scale (kerak) lebih sukar untuk melekat pada permukaan
silider dan block. Zat kimia tsb dapat membuyarkan
scale dan mencampurkan dalam air, dan membuangnya bersama air pendingin saat penggantian
air. Jika zat kimia yang dilarutkan terlalu lama dan telah menjadi lebih rendah
concentrate-nya atau encer karena sering penambahan air pada sistim pendingin,
secara bertahap akan hilang efeknya.
Jenis Inhibitor dalam corrosion
resistor
1. BUFFER AGENT, berfungsi meningkatkan sifat
alkali/basa pada air, sehingga dapat mencegah korosi pada cast iron, tidak
berfungsi untuk aluminium.
2. IRON CORROSION INHIBITOR, membuat lapisan film
pada permukaan (liner) cast iron, untuk mencegah corrosion.
3. CAVITATION
PITTING INHIBITOR, mencegah cavitation pada aluminium.
4. ALUMINIUM
CORROSION INHIBITOR, mencegah korosi pada aluminium.
5. COPPER, COPPER ALLOY CORROSION INHIBITOR,
mencegah korosi pada copper (tembaga) dan pada brass (kuningan).
6. ANTI-SCALE ADDITIVE, mencegah
terbentuknya scale.
7. ANTI-FOAM AGENT, mencegah terjadi cavitation dengan mengurangi
buih dalam air.
41. Fungsi Evacuator Valve
Evacuator terbuat dari karet dan dipasang
pada bagian bawah cover Air Cleaner with built-in Cyclone. Pada saat engine
mati, valve akan terbuka untuk membuang debu yang terkumpul pada air cleaner cover,
sedangkan saat engine hidup, valve akan tertutup dan tertutup untuk membuang
debu.
42. Fungsi Ejector Pipe
Ejector pipe dipasang diantara Precleaner Komaclone dan
muffler, memanfaatkan kevakuman (negatif pressure) yang ditimbulkan oleh
venturi pada port outlet muffler untuk secara otomatis membuang debu yang
terkumpul pada Komaclone keluar luar melalui muffler.
43. Fungsi Pre-Cleaner
Sebagai penyaring awal untuk memisahkan kandungan debu kasar
dari udara sebelum masuk kedalam Air cleaner.
44. Jenis Pre-Cleaner
US
precleaner type (Cyclone)
- Cyclone atau pusaran angin yang dihasilkan oleh
vane pada port intake, akan menimbulkan gaya
centrifugal untuk melempar dan memisahkan kandungan debu dari udara, debu
terkumpul pada sisi luar dust case, dan udara yang lebih bersih masuk kedalam
air cleaner housing.
Filtering
efficiency
Precleaner 40-50 %
Overall
air cleaner system More than 99.9%
Komaclone
- Komaclone
terdiri beberapa tabung yang mempunyai vane didalamnya, sehingga juga
menghasilkan pusaran angin dengan cara yang sama dengan US precleaner dan memisahkan
kandungan debu dan mengumpulkan didalam Komaclone, sehingga udara yang masuk
kedalam air cleaner lebih bersih.
Filtering efficiency
Precleaner 80-90 %
Overall
air cleaner system More than 99.9%
45. Fungsi
Breather
Breather
merupakan saluran untuk membebaskan pressure dari dalam crank case ke udara
luar, sehingga tidak terjadi kenaikan pressure yang berlebihan akibat blow-by.
Agar kotoran tidak dapat masuk kedalam crankshaft, didalam breather dipasang
filter (wire mesh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar