Jumat, 19 Oktober 2012

Basic Maintenance knowledge


1.   Fungsi Oli secara umum
      -     Pendingin (cooling), membuang panas dari piston, liner, dll.
      -     Pelumas (lubrication), mengurangi gesekan (anti wear).
      -     Pencegah korosi (anti corrosion), melindungi pengaruh senyawa sulfur dan oksidasi.
      -     Penyekat gas (gas sealing), mencegah kebocoran gas antara liner dan piston.
      -     Pembersih (cleaning), membersihkan carbon dan lumpur.
      -     Pemindah tenaga
      -     Sebagai bantalan (oil film)
2.   Jenis Oli 
      -     Hydraulic Oil
      -     Engine Oil      
      -     Gear Oil
      -     Automatic Transmission Fluid Oil
      -     Brake Oil
3.   Klasifikasi Oli
      -     Engine Oil          :  CA, CB, CC, CD, CE, CF / 0API SAE 10 ~ 50
      -     Hydraulic Oil     :  ISO VG  ~ 32 s/d ISO VG ~ 1500.
      -     Gear Oil             :  AGMA, GL-1 s/d GL-8A (SAE 60 ~ 250).
4.   Standar kekentalan Hydraulic Oil
      ISO - VG (International Society of Organization - Viscosity Grade)
5.   Standar kekentalan Engine Oil
      SAE (Society of Automatic Engineering)
Viskositas dan kualitas oli engine diklasifikasikan dengan standard SAE (The Society of Automotive Engineers).
Viscosity Classification
Klasifikasi seperti terlihat dalam table diatas. Huruf “W” artinya “Winter” yang memastikan oil pada temperature rendah, mudah mengalir. Sebagai contoh, dalam Multigrade SAE 15W-40, oil ini mempunyai mempunyai kemampuan pelumasan yang baik sampai 15oC, dan memiliki viskositas sama seperti oli SAE 40 pada temperatu 100oC.

Categoration by quality
Oli diklasifikasikan kedalam C Series (klas CA sampai CE) untuk engine diesel, dan S series (klas SA sampai SG) untuk engine gasolin. Oli engine klas CD telah melewati test charger (pembebanan) pada engine diesel turbocharger silinder tunggal. Uji engine ini ialah untuk mengevaluasi kemampuan pencegahan terhadap melekatnya (stuck) ring piston.
Oli klas CE dan CE belakangan ini mulai banyak terlihat dipasaran dan sudah digunakan. Oli CE class telah diuji pada engine Cummins dan truck Mack disamping klas CD.

6.   Multi Grade Oil
Oli multigrade dibuat dari low-viscosity base oil dan viscosity index dinaikan, dan mudah mengalir pada temperatur rendah dan viskositasnya lebih tinggi pada temperatur tinggi. Sebagai contoh SAE 10W/30 dan SAE 15W/40. Jika oli multigrade digunakan pada engine, mempunyai kelebihan sebagai berikut:
      1.   Dibandingkan dengan oli viskositas rendah seperti oli SAE10W, oil film pada multigrade oil lebih kental dan tidak ada penurunan ketahanan engine meskipun pada temperatur tinggi. Sehingga hasilnya oli memberikan suatu rentang temperatur penggunaan yang luas dan dapat digunakan sepanjang tahun.
      2.   Viskositas stabil meskipun ada perubahan temperatur. Kemampuan start dari oli multigrade lebih baik dari pada oli single grade yang berviskositas tinggi seperti oli SAE30 atau SAE40, dan juga memberikan penghematan konsumsi fuel.
      3.   Konsumsi oli lebih rendah dibandingkan dengan oli single grade yang berviskositas tinggi seperti SAE30 atau SAE40.
Sehingga kesimpulannnya multigrade oil adalah oli yang mempunyai sifat kekentalan dapat menyesuaikan dengan perubahan temperature.
      Contoh. SAE 10W -  30.
Artinya : Untuk ambient temperatur 20oC, oli tersebut mempunyai kekentalan SAE 10W, tapi pada temp. 100oC, oli tersebut akan mempunyai kekentalan SAE 30.


7.   Pengertian Kontaminasi
      Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari luar system.
8.   Pengertian Deteriorasi
      Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari dalam system
9.   Penyebab Kontaminasi pada oil
      -     Debu dan kotoran
      -     Penambahan dengan oli yang berbeda
      -     Air
      -     Zat kimia
10. Penyebab Deteriorasi pada oil
      -     Karena proses pembakaran (oxidation)
      -     Beroperasi pada tempat tinggi
      -     Reaksi kimia cepat.
      -     Kenaikan viskositas
      -     Banyak sludge (endapan) yang terjadi, dsb

11. Aplikasi Oli
      Contoh : Engine Oil
      Ambient Temp.         -10oC s/d 10oC       Gunakan SAE 10 W
      Ambient Temp         0 s/d 30oC               Gunakan SAE 30
Apabila memakai Multi Grade Oil, dari kedua contoh ambient temperatur tersebut, maka harus memakai Oli SAE 10W-30. Untuk lebih detail : baca OMM (Operation and Maintenance Manual).
12. Pengertian Oksidasi
Proses kimia yang terjadi pada oli yang berhubungan langsung dengan udara luar pada temperature + 50oC.
-     Oli (CH) + O2 g CO2 + H20
13. Pengertian Demulsibility
      Kernampuan oli untuk memisahkan diri terhadap air
14. Arti Viscosity Index (VI)
Suatu angka yang menunjukkan ketahanan kestabilan oli terhadap perubahan temperature. Angka Viscositas Index ini bervariasi sebagai berikut:
      Viscositas Index  
      V I  =  1 ~ 29                    Rendah
      V I  =  30 ~ 79                  Sedang
      V I  =  80 ~ 100                Tinggi
      V I  = 100 ~ up                 Sangat baik.
      Disarankan : Untuk Standard Industri angka VI berkisar antara 90 ~ 100

15. Mengapa Oli harus diganti
      Oli setelah dipakai akan mengalami kerusakan (perubahan kekentalan) akibat adanya:
      -     Oxidasi (tidak dapat dihindari)
      -     TimbuInya Kontaminasi & Deteriorasi
      -     TBN turun.
16. Penanganan Oli
      Cara Penyimpanan Oli harus terlindung / tertutup terhadap sinar matahari dan hujan.
      Cara Pengisian :   
      -     jangan membiarkan pipa isap pump (oil pump) menyentuh dasar drum pada saat mengisi dan pipa outlet harus betul   betul bersih.
      -     Pipa & pompa oli harus selalu bersih (kalau bisa jangan di campur dengan pompa solar).
17. Pengertian Additive
Zat campuran yang ditambahkan pada Base Oil untuk mempertinggi ketahanan & kemampuan oli.
      Engine Oil       : Detergents, Dispersants, ZnDTP, Viscosity Index Improver
      Gear Oil          : Extreme Pressure additive (EP agent)
      Hydraulic Oil :  Oxidation inhibitors, Rust inhibitors, dan EP inhibitors
18. Fungsi Additive
      -     Detergent : Calcium sulphonanate, Magnesium Sulphonate, Calcium phenate, Magnesium phenate,
Sejenis sabun, additive ini membersihkan dan melarutkan jelaga (soot), pernis (lacquer), dan partikel-partikel keausan pada temperatur tinggi. Sehingga additive mencegah ring piston melekat.
      -     Acid neutralization : Calcium sulphonanate, Magnesium Sulphonate, Calcium phenate, Magnesium phenate,
Asam sulfat dan asam organik yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar atau oksidasi oli, menyebabkan metal korosi. Sifat alkali dari additive ini dapat me-netralkan asam dan mencegah korosi
      -     Oxidization inhibitor
Oksidasi oli menghasilkan lumpur (sludge) dankemudian menyebabkan kenaikan viscocity. Additive ini menguraikan oksida-oksida dan mencegah oksidasi oli.. Selanjutnya, menahan timbulnya resin, varnish, dan lumpur.
      -     Antiwear
Sulphur, phosphorus, dan zink, yang terkandung dalam ZnDTP , mencegah kerusakan dan keausan logam metal.
      -     Dispersant
Additive ini memiliki kesamaan struktur kimia dengan deterjen dirumah tangga. Ini dapat melarutkan lumpur didalam oli pada temperatur rendah.
      -     Viscocity Index Improver : OCP ( Olefin Copolymer )
OCP menaikan viscosity pada temperatur tinggi. OCP juga mencegah kerusakan metal engine dan mengurangi konsumsi oli.
      -     Silicon oil: Antifoam agent
Adanya busa pada oli mengakibatkan cavitation dan kerusakan pada oil film. Sejumlah kecil silicon dapat memecah gelembung dan busa.         
      -     Extreme pressure additive (EP agent)
Gabungan fosfor dan sulfur biasanya digunakan pada gear oil sebagai extreme pressure additive. ZnDTP yang digunakan pada oli engine juga merupakan additive extreme pressure. Dibawah kondisi beban gesek berat, EP agents mengurai pada permukaan metal dan membentuk besi sulfida dan besi posfat. Kedua produk senyawa tadi mengurangi gesekan dan mencegah kerusakan.
19. Arti & Tujuan Total Base Number (TBN)
Nilai TBN menunjukan sifat alkali (banyaknya unsur      kandungan Basa) dari additive didalam oli. Angka TBN menyatakan jumlah basa yang diperlukan untuk menetralisir acid yang dimasukan dalam 1 gram oli, dan meng-konversikannya ke mg potassium hydroxide (KOH). Nilai ini dinyatakan dalam satuan mg.KOH/g. Nilai untuk oli baru pada umumnya adalah 6.0-13.0 mg.KOH/g. Bila angka TBN menjadi dibawah 2.0 kinerja penetral asam dari oli hilang dan dengan cepat meningkatkan korosif dan terjadi keausan. Metode pengukuran Total Base Number ada dua metode: Metode hydrochloric acid (ASTM D664) dan metode perchloric acid (ASTM D2896). Karena metode perchloric acid memperhitungkan basa yang lemah, maka nilai TBN yang diperoleh lebih tinggi. Oleh karena itu, perlu ditetapkan metode perhitungan mana yang digunakan. Jika nilai TAN melewati batas, oli engine jangan digunakan meskipun sisa nilai TBN masih tinggi.
Sulfur yang terkandung didalam fuel pada proses pembakaran akan teroksidasi (bereaksi dengan oxygen O2) dan membentuk gas SO2 (sulfur dioxide), dan sebagian akan berubah menjadi SO3 (sulfur trioxide) jika temperatur pembakaran drop secara cepat ketika langkah expansion (power). Selanjutnya gas SO3 akan bereaksi dengan embun H2O yang dihasilkan pembakaran dan membentuk asam sulfat (H2SO4) yang sangak korosif.
                                    S + O2                       g        SO2 (gas) (1)
                                    2SO2 + O2                g         2SO3 (gas) (2)
                                    SO3 + H2O(embun)  g        H2SO4(cair) (3)
Asam sulfat yang dihasilkan bisa terbentuk didalam ruang pembakaran dan/atau diluar ruang bakar. Kalau proses (2) dan (3) berlangsung didalam crankcase, karena selama engine beroperasi selalu terjadi blow-by (kebocoran gas hasil pembakaran lewat piston ring), asam sulfat yang terbentuk akan mencemari oil. Akibatnya nilai TBN turun dan fungsi oli tidak sempurna.
20. Pengertian Synthetic Oil
Oli yang menggunakan base oil bukan dari Cruide oil, minyak nabati / hewani, tapi dibuat khusus secara kimiawi, sehingga mempunyai ketahanan & kemampuan yang lebih baik.
      Contoh: TOP ONE, POWER UP, OMEGA,  dll

21. Fungsi Grease secara umum
-     Grease tidak mudah mengalir dari dalam bearing, sehingga dapat melumasi untuk waktu yang lebih lama, tanpa menambahkan grease (sebagai pelumas padat)
-     Grease juga bekerja seperti seal dan dapat mencegah kotoran atau air masuk ke dalam bagian yang dilumasi.
-     Mempunyai kemampuan melumasi yang baik pada berbagai tempat, misalnya low speed rotating parts, bagian yang menerima beban berat, high temperature, beban kejut dan bagian yang saling bergesekan.
-     Melumasi bagian yang tidak dioperasikan untuk jangka waktu yang lama tanpa adanya oil film, sehingga mencegah terjadinya karat atau korosi. (sebagai pelindung karat)    
 
22. Syarat penggunaan Air Radiator
      -     Mengandung tingkat pencemaran / kotoran yang rendah.
      -     Air tawar tidak mengandung garam.
      -     Air dengan tingkat kekerasan yang rendah.
      Dengan kata lain, air yang digunakan harus memenuhi standard kualitas:
            City water (air ledeng)
            Air suling
Air yang telah diolah dengan alat pelunak air (water treatment) atau alat pembersih (purifying).
      Standard kwalitar City Water
          Nilai pH : 6.8 - 7.5
          Total hardness (CaO) : Max. 5 Ppm
          Mengandung ion sulfate (SO42-) : Max. 5 Ppm
          Mengandung ion chlorida (Cl-) : Max. 5 Ppm
      Note:
1 Ppm, sama dengan 1 gram material yang terkandung dalam 1 m3 fluid. Kekerasan air (Hardness) misalkan 8, artinya 8 gram CaO (lime) terkandung dalam 1 m3 (1.000.000 ml) air. Ppm singkatan dari part per million)
23. Fungsi Anti Freeze
Antifreeze digunakan untuk mencegah kerusakan engine yang disebabkan karena membekunya air pendingin pada daerah yang bertemperatur dingin (winter). Air membeku pada 0oC, tetapi jika beberapa additive dilarutkan dalam air, titik beku (freezing point) akan menjadi lebih rendah. Air lautmengandung garam, sehingga air laut membeku sekitar –2.5oC. Jika pada air concentrate garam dinaikan titik beku air akan menjadi rendah lagi. Akan tetapi,kita tidak dapat melakukan penambahan garam pada sistim pendingin, karena garam bersifat sangat korosif, yang akan merusak komponen engine.
Oleh sebab itu, pada daerah dingin dimana temperatur udara luar dibawah 0oC harus ditambahkan ANTIFREEZE untuk mencegah pembekuan. Perlu diketahui, jika air membeku volumenya akan bertambah 1.1 kali; energy yang dihasilkan karena pembekuan air didalam saluran pendingin ini akan memecahkan cyllinder liner, water jacket, radiator bocor dll. yang berhubungan dengan air pendingin. Temperatur pembekuan berbeda tergantung jumlah (concentrate) antifreeze yang dicampurkan, juga tergantung jenis antifreeze & manufacturenya.
24. Pengertian Radiator Penetran
Suatu zat kimia yang dicampurkan kedalam air radiator untuk mencegah timbulnya karat pada sistim pendingin. Tapi syarat yang harus diingat adalah : untuk pencampuran ini harus diketahui dulu berapa pH air yang dipakai dan jenis dari penetran itu sendiri.
25. Mengapa Air Radiator harus diganti
Agar tidak terjadi kebuntuan pada cooling system, terutama core radiator yang disebabkan endapan (sludge) hasil reaksi kimia saat penetralan sifat keasaman pada air
26. Jenis Fuel yang digunakan pada Diesel Engine
      Light Diesel Oil, ASTM D 975 NO. 2. (ASTM = Association Standard Testing Material)
Jenis fuel ini adalah bahan bakar dengan rentang titik didih dari 240 sampai 3500C, dan didistilasi setelah kerosene. Dari semua jenis-jenis bahan bakar, fuel ini mempunyai sifat-sifat yang paling cocok untuk ignition, combustion, dan viscosity yang diperlukan oleh engine diesel high-speed yang kecil, sehingga hampir semua engine diesel highspeed, termasuk engine-engine untuk mesin-mesin konstruksi menggunakannya.


27. Pengaruh Sulfur pada Fuel thd. Jadwal Pergantian Oli
-     Apabila kadar Sulphur berkisar antara 0,5-1%, maka jadwal pergantian oli adalah setengah dari jadwal regulernya.
-     Apabila kadar Sulphur > 1 %, maka jadwal pergantian oli menjadi seper empat dari jadwal regulerya.
Kandungan sulfur didalam fuel sangat mempengaruhi keausan engine dan emissi gas. Sulfur teroksidasi (bereaksi dengan oxygen) ketika terjadi proses pembakaran membentuk sulfur dioksida (SO2), dan sebagian lebih lanjut teroksidasi menjadi sulfur trioksida (SO3).
            Reaksi (1)
            S + O2           g     SO2
            Reaksi (2)
            2SO2+ O2    g    2SO3
Reaksi ini dipengaruhi beberapa factor seperti temperatur pembakaran, temperatur exhaust gas, luas penampang partikel, kelembaban relatif, dan air-fuel ratio. SO2 berubah ke SO3 didalam ruang bakar engine ketika temperatur gas turun tiba-tiba pada saat langkah ekspansi. Maka, jika pembakaran didalam ruang bakar tidak merata (uniform), reaksi ini mudah terjadi. SO3 yang dihasilkan kemudian bereaksi dengan uap air (H2O) hasil pembakaran dan membentuk asam sulfat (H2SO4).
            Reaksi (3)
            SO3 + H2O  g   H2SO4
Dan juga, sejumlah kecil SO3 didalam gas pembakaran mempengaruhi menaikan titik embun (dew point) dari uap air (uap air berkondensasi biarpun pada temperatur tinggi). Uap air yang berkondensasi tadi akan bereaksi dengan gas SO3 menjadi H2SO4, dan hasilnya terjadi keausan korosi pada piston dan liner. Keausan korosi juga terjadi karena adanya soot yang ditimbulkan karena pembakaran (atom carbon bebas) yang menyerap asam sulfat dan kemudian menempel pada piston groove atau dinding dalam cylinder liner.
28. Akibat Fuel campur Kerosene
      -     Kerosene mempunyai viscosity rendah, sehinggai tidak dapat melumasi bagian-bagian bergesekan secara sempurna. Ini berarti bahwa film oil hilang dan terjadi keausan yang abnormal atau kerusakan.
      -     Kerosene memiliki kadar Sulfur yang sangat tinggi, sehingga bisa mempercepat proses korosi.
 
   -   Injeksi fuel pada engine diesel, yang dikontrol adalah volume fuel. Kerosene mempunyai suatu pembangkit panas yang besar per satuan beratnya, tetapi berat persatuan volume (specific gravity/berat jenis) adalah rendah, sehingga sebagai akibatnya, jumlah energy panas persatuan volume menjadi turun. Sehingga dapat menurunkan output power engine.
29. Penanganan Fuel
-     Penyimpanan harus terlindung dah panas matahari dan hujan.
-     Main tank harus dilengkapi dengan water drain cock.
-     Kalau di dalam drum, pemasangan pipa isap pompa (saat memompa fuel) haruslah ± 20 cm dari dasar drum (jangan sampai menyentuh dasar drum).       
30. Fungsi Filter
      Filter dipasang dalam system untuk menyaring kotoran, sehingga udara atau oli menjadi bersih dan system dapat berfungsi dengan baik. Dalam aplikasinya filter dapat dipasang pada sisi inlet (pump atau turbocharger), sisi outlet pump, atau setelah system untuk menyaring oli yang kembali (oil return). Ada juga yang digunakan untuk menyaring internal leakage dari motor.
31. Sebutkan Klasifikasi Filter
      Klasifikasinya Menurut standar ISO
      -     Platted Paper Element
      -     Wire Mesh Filter
      -     Metal Edge Filter
      Menurut Standar SAE:
      -     Strainer
      -     Screen
      -     Filter; fine filter & Coarse filter
32. Pengertian Filtering Area
      Luas bidang penyaringan sebuah filter saat elementnya dibentangkan.
33. Arti Mesh dan Micron
Mesh :       Jumlah lubang pori pori setiap perluasan 1 inchi persegi, semakin besar angka mesh berarti tingkat kerapatan pori pori semakin besar. Istilah Mesh biasanya digunakan pada Screen atau Strainer.
      Mikron :    Besarnya diameter pori pori element sebuah filter. 1 Mikron = 0.001 mm, dan biasanya digunakan pada Fine Filter.
34. Model Filter
Cartridge :    Element dengan housing dibuat menjadi satu kesatuan (ass’y), sehingga lebih praktis dalam pemasangan dan memudahkan penggantian, tetapi hanya dapat digunakan untuk low pressure system, karena housingnya terbuat dari plat tipis.
Element  :     Element dibuat terpisah dengan housing, dan penggantian hanya dilakukan pada elementnya. Type element yang digunakan untuk system fluida (Transmission & hydraulic) lebih mampu digunakan pada pressure yang lebih tinggi, karena housingnya tebal.
35. Jenis-jenis Air cleaner
      Wet Type  :     Karena konstruksi air cleanernya yang didalam housing, udara masuk akan naik terlebih dahulu kemudian turun, sehingga debu kasar atau kotoran yang relative lebih berat dari udara yang masuk, akan jatuh ke oil case. Disamping itu, partikel oil juga ikut terhisap dan membasahi element, sehingga debu dapat lengket dan menempel, dan udara yang menuju intake manifold lebih bersih.
Dry Type   :     Terdapat precleaner yang digunakan untuk membuang kotoran atau debu yang lebih besar, sedangkan didalam housing terdapat dry paper element untuk menyaring kandungan debu yang lebih halus saat udara melalui sekeliling bidang penyaringan dan masuk ke dalam element.

     
36. Penanganan Filter
      -     Tidak boleh disimpan pada daerah yang lembab
      -     Tidak boleh penyok dan jatuh
      -     Harus terbungkus rapi (jangan terbuka packingan-nya)
37. Mengapa Air Filter harus diganti
-     Karena Air cleaner akan menjadi buntu, dan setelah dilakukan pembersihan (penyemprotan) maksimal 5 kali, element Air Cleaner kemungkinan telah membesar pori –porinya, sehingga debu dapat masuk ke dalam Intake System Engine dan dapat menyebabkan kerusakan pada liner dan ing piston.         
38. Fungsi Water Separator
-     Water separator dipasang pada sisi output Fuel tank, fuel yang masuk kedalam water separator akan dipaksa berputar dan menimbulkan gaya centrifugal karena konstruksi dan posisi inlet portnya tidak menuju titik pusat, sehingga air yang berat jenisnya lebih berat dari fuel akan terpisah dan terlempar ke dinding water separator kemudian jatuh mengendap dibagian bawah, sedangkan fuel akan mengalir melalui port outlet menuju Priming/Feed pump.
39. Fungsi Dust Indicator
-     Dust indicator dipasang pada tempat yang mudah terlihat diantara Air cleaner dan Intake manifold, sehingga saat terjadi kebuntuan pada Air cleaner, dan negatif pressure atau kevakumannya melebihi yang level sudah ditentukan (specified level), piston berwarna merah akan dihisap turun, sebagai tanda untuk operator bahwa Air Cleaner telah buntu. Piston merah mempunyai notch (lock), sehingga meskipun engine dimatikan, piston tidak kembali dan operator masih dapat melakukan pengecheckan.
      Terdapat dua buah type dust indicator dengan setting negative pressure : 635 mmH2O dan 760 mmH2O.
40. Fungsi Corrossion Resistor
Corrosion resistor dipasang pada sistim pendingin engine, dengan tujuan supaya “cooling effect” dari sistim pendingin menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan ketahanan dan memperpanjang umur engine, liner, dan pendinginan oli pelumas. Juga untuk mencegah terjadinya problem pitting yang disebabkan karena terjadinya cavitation.
      Inhibitor dalam corrosion resistor
Suatu zat kimia padat berwarna putih yang dapat larut dalam air untuk membentuk lapisan film pada permukaan luar silinder liner, sehingga membuat scale (kerak) lebih sukar untuk melekat pada permukaan silider dan block. Zat kimia tsb dapat membuyarkan scale dan mencampurkan dalam air, dan membuangnya bersama air pendingin saat penggantian air. Jika zat kimia yang dilarutkan terlalu lama dan telah menjadi lebih rendah concentrate-nya atau encer karena sering penambahan air pada sistim pendingin, secara bertahap akan hilang efeknya.
Jenis Inhibitor dalam corrosion resistor
1.   BUFFER AGENT, berfungsi meningkatkan sifat alkali/basa pada air, sehingga dapat mencegah korosi pada cast iron, tidak berfungsi untuk aluminium.
2.   IRON CORROSION INHIBITOR, membuat lapisan film pada permukaan (liner) cast iron, untuk mencegah corrosion.
3.   CAVITATION PITTING INHIBITOR, mencegah cavitation pada aluminium.
4.   ALUMINIUM CORROSION INHIBITOR, mencegah korosi pada aluminium.
5.   COPPER, COPPER ALLOY CORROSION INHIBITOR, mencegah korosi pada copper (tembaga) dan pada brass (kuningan).
6. ANTI-SCALE ADDITIVE, mencegah terbentuknya scale.
7. ANTI-FOAM AGENT, mencegah terjadi cavitation dengan mengurangi buih dalam air.

 
41. Fungsi Evacuator Valve
      Evacuator terbuat dari karet dan dipasang pada bagian bawah cover Air Cleaner with built-in Cyclone. Pada saat engine mati, valve akan terbuka untuk membuang debu yang terkumpul pada air cleaner cover, sedangkan saat engine hidup, valve akan tertutup dan tertutup untuk membuang debu.
42. Fungsi Ejector Pipe
      Ejector pipe dipasang diantara Precleaner Komaclone dan muffler, memanfaatkan kevakuman (negatif pressure) yang ditimbulkan oleh venturi pada port outlet muffler untuk secara otomatis membuang debu yang terkumpul pada Komaclone keluar luar melalui muffler.
43. Fungsi Pre-Cleaner
      Sebagai penyaring awal untuk memisahkan kandungan debu kasar dari udara sebelum masuk kedalam Air cleaner.
44. Jenis Pre-Cleaner
      US precleaner type (Cyclone)
      -     Cyclone atau pusaran angin yang dihasilkan oleh vane pada port intake, akan menimbulkan gaya centrifugal untuk melempar dan memisahkan kandungan debu dari udara, debu terkumpul pada sisi luar dust case, dan udara yang lebih bersih masuk kedalam air cleaner housing.
            Filtering efficiency
            Precleaner                                40-50 %
            Overall air cleaner system       More than 99.9%
Komaclone
-     Komaclone terdiri beberapa tabung yang mempunyai vane didalamnya, sehingga juga menghasilkan pusaran angin dengan cara yang sama dengan US precleaner dan memisahkan kandungan debu dan mengumpulkan didalam Komaclone, sehingga udara yang masuk kedalam air cleaner lebih bersih.
            Filtering efficiency
            Precleaner                                80-90 %
            Overall air cleaner system       More than 99.9%
45. Fungsi Breather
      Breather merupakan saluran untuk membebaskan pressure dari dalam crank case ke udara luar, sehingga tidak terjadi kenaikan pressure yang berlebihan akibat blow-by. Agar kotoran tidak dapat masuk kedalam crankshaft, didalam breather dipasang filter (wire mesh). 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar